Diperbaharui pada Selasa, 31 Januari 2023 | 17:20

Fungsi dan Cara Membaca Histogram di Kamera DSLR

cara membaca histogram kamera dslrFoto: Pexels

Dalam dunia fotografi digital, foto yang terlalu terang cukup sulit atau bahkan tidak mungkin diperbaiki saat proses editing. Kondisi ini berbeda dengan area gelap yang masih bisa dimanipulasi menggunakan software editing seperti Photoshop. Maka dari itu, sangatlah penting untuk membaca histogram di kamera DSLR.

Kebanyakan fotografer pemula biasanya sering menganggap remeh fungsi histogram pada kamera DSLR, terlebih lagi dengan tampilannya yang kecil pada layar LCD kamera. Bagi yang tidak terbiasa, maka akan sulit untuk melihat histogram secara mendetail.

Dengan kondisi tersebut, kemampuan untuk membaca histogram menjadi penting. Nah, bagi kamu yang baru belajar memotret dengan kamera DSLR, keberadaan histogram ini menjadi cukup penting.

Pengertian Histogram pada Kamera DSLR

cara membaca histogram kamera dslrFoto: EpicEdits

Histogram pada kamera adalah sebuah grafik yang berfungsi untuk menghitung dan menunjukkan jumlah piksel yang ada di antara tone hitam dan tone putih pada ruang pemotretan. Singkatnya, histogram adalah grafik penunjuk informasi ruang gelap dan terang.

Keberadaan histogram ini sangat penting, karena fotografer jadi dapat mengatur eksposur yang dibutuhkan saat akan mengambil gambar, agar hasil fotonya tidak terlalu terang, dan juga tidak terlalu gelap.

Akibat dari kurangnya pengetahuan membaca histogram akan berdampak pada hasil foto, yaitu over exposure (hasil foto dengan cahaya berlebihan) dan under exposure (hasil foto dengan kurang cahaya).

Fungsi Histogram pada Kamera DSLR

cara membaca histogram kamera dslrFoto: Pexels

Kamera DSLR (dan kamera digital non DSLR) yang ada saat ini dibekali dengan layar LCD yang tajam dan terang, namun tidak selamanya layar tersebut bisa diandalkan untuk menentukan kualitas eksposur sebuah foto. Kadang hasil foto di layar LCD terlihat terang, namun sebenarnya kurang cahaya.

Hal tersebut bisa terjadi karena pengaturan tampilan LCD pada kamera. Nah, di sini lah peran histogram menjadi penting, karena bisa dijadikan sebagai patokan untuk melihat eksposur pada jepretan foto.

Sayangnya, walau fitur Histogram ini sangat bermanfaat, banyak fotografer (terutama yang pemula), tidak mengerti kegunaan dan cara membacanya. Berikut fungsi dan cara membaca histogram.

1. Membaca Data Foto yang Sebenarnya

Kualitas preview image di kamera digital terkadang tidak sama dengan hasil asli jepretannya. Pada layar LCD kamera, kamu tidak mudah menemukan area yang gelap atau area yang terang.

Grafik yang muncul pada tampilan histogram membuat hal tersebut menjadi lebih mudah, karena kamu bisa membaca data asli foto tersebut. Untuk bisa membaca histogram, kamu perlu memahami tentang eksposur dalam fotografi.

Histogram memperlihatkan data foto dengan detail, sehingga kamu perlu memperhatikan kontras pada foto tersebut. Selain itu, ini juga akan membantumu untuk memahami seberapa baik sensor kamera dalam menangkap cahaya. Kamera dengan fitur live mode dapat menampilkan histogram sebelum foto dijepret.

2. Membantu Menentukan Eksposur yang Tepat

Dalam membaca Histogram, warna gelap dimulai dari nol dan terletak di bagian kiri grafik. Sementara warna terang atau putih, akan mencapai skala maksimal 255 dan terletak di bagian kanan tampilan.

Hasil pemotretan yang baik biasanya akan menampilkan grafik histogram dengan pola menyerupai bentuk gunung dengan lembah di bagian kiri dan kanan, lalu ujungnya mendekati atau tepat pada titik gelap dan titik terang.

Perlu diperhatikan bahwa tampilan ini tidak bisa dijadikan sebagai patokan untuk menentukan eksposur yang tepat. Kamu perlu memperhatikan grafik yang menunjukkan banyak jumlah piksel dengan nilai 255 atau mendekati 255 ini aakan membuat foto over exposure atau terlalu terang, sehingga detailnya hilang.

Lain halnya bila grafik menunjukkan angka 0, maka hasil foto menjadi terlalu gelap atau under exposure. Namun, tidak selamanya nilai 0 berarti under exposure, karena semua kembali ke subjek yang difoto. Jika subjek gelap, maka angka 0 akan memberikan eksposur yang tepat.

3. Membantu Saat Memotret di Mode RAW

Saat kamu memotret dengan kamera DSLR, ada beberapa kamera yang langsung menampilkan histogram di layar LCD sehingga kamu dapat dengan mudah membacanya. Hal ini berguna untuk menemukan eksposur yang tepat.

Masalahnya, beberapa kamera menampilkan histogram dengan tampilan hitam putih saja. ini akan sedikit menyulitkan untuk menentukan warna apa yang terlalu gelap atau terang. Kamera dengan tampilan histogram RGB (Red, green dan Blue) akan lebih memudahkan.

Hal yang perlu diperhatikan adalah format foto yang dipilih, antara JPEG atau RAW. Memotret dengan format RAW sangat direkomendasikan, karena memiliki data foto yang lebih lengkap.

Dengan format RAW, kamu bisa menangkap foto 12-bit atau 14-bit, tidak seperti format JPEG yang hanya 8-bit saja. Selain itu, format RAW juga lebih mudah untuk diotak-atik saat proses editing foto.

4. Dapat Menentukan Bentuk dan Kedalaman Foto

Dengan mempelajari histogram pada kamera DSLR, kamu bisa mengetahui bentuk dan kedalaman warna dari sebuah foto. Ini memang tidak mudah dan butuh kejelian, namun dengan mempelajarinya, kamu akan mendapatkan manfaat yang sangat besar.

Perlu diketahui bahwa histogram adalah satu dari sekian banyak fitur pada kamera yang dapat dimanfaatkan untuk membantu dalam menghasilkan jepretan foto yang baik. Histogram sifatnya baku, jadi terkadang tidak bisa dijadikan patokan untuk menghasilkan foto dengan kebutuhan khusus.

Terkadang, fotografer sengaja membuat hasil jepretannya terang atau gelap tanpa memperhatikan grafik histogram, karena memang kebutuhannya seperti itu. Namun, bukan berarti mempelajari histogram ini sia-sia, ya. Tetap penting.

Dengan mengetahui fungsi dan cara kerja histogram, maka kamu bisa mengetahui eksposur yang tepat, juga bisa menemukan rentang dinamis dan kontas pada sebuah foto. Nah, selamat mencoba!

Like us!
Restu Aji Siswanto

Content Writer

1495 Posts

Gemar mengikuti perkembangan teknologi gawai, baik yang rilis di Indonesia maupun yang tidak masuk pasar lokal. Ketertarikan pada teknologi dan gawai menjadi motivasi untuk terus memberikan informasi, rekomendasi, dan tips berbelanja seakurat mungkin, melalui artikel dan ulasan produk.