Diperbaharui pada Selasa, 2 Januari 2018 | 14:00

Sejarah Kartu Kredit di Indonesia dan Dunia

Perkembangan teknologi dan fasilitas komunikasi yang semakin canggih dan modern telah membawa pengaruh besar terhadap kehidupan manusia saat ini. Segala sesuatu menjadi jauh lebih praktis, mudah, dan cepat. Salah satu produk perbankan yang memiliki dampak besar dalam kehidupan manusia sehari-hari adalah produk kartu kredit.

Sejak kemunculannya, kartu kredit segera menjadi produk yang sangat populer di kalangan masyarakat dunia seiring fungsi besarnya sebagai pengganti uang kertas dan logam. Kini, kartu kredit telah menjadi salah satu alat pembayaran yang sangat efektif dan banyak digunakan dalam setiap transaksi sehari-hari. Banyak orang yang telah menjadi pengguna produk kartu kredit hingga saat ini. Apakah Anda salah satunya?

Sebagai pengguna, apakah Anda mengetahui awal kemunculan produk kartu kredit yang kita kenal saat ini? Bagaimana perkembangan kartu kredit hingga menjadi salah satu alat pembayaran utama dalam kehidupan manusia? Marilah kita sedikit mengenal dan mengulas lebih jauh tentang sejarah dan perkembangan sebuah kartu yang selalu tersimpan di dompet Anda ini.

Sejarah Kartu Kredit di Dunia

kartu kredit dinners club
Dinners Club, kartu kredit paling pertama via extrapackofpeanuts.com

Jika ditelusuri, awal kemunculan kartu kredit terjadi sekitar tahun 1900-an. Ketika itu, beberapa perusahaan pengisian bahan bakar minyak (SPBU) dan pasar swalayan di Amerika Serikat mulai menerbitkan dan memperkenalkan sebuah kartu belanja anggota (member card) yang diperuntukkan bagi pelanggan setia mereka. Hal ini bertujuan agar konsumen menjadi lebih loyal dan perusahaan lebih mudah mengelola data konsumen mereka untuk keperluan di masa yang akan datang.

Tahun 1946, sistem pembayaran secara kredit mulai diperkenalkan kepada masyarakat luas. Sistem pembayaran ini dipelopori oleh seorang bankir yang bernama John Biggins dari Flatbush National Bank of Brooklyn. Biggins memperkenalkan cara pembayaran ini dengan sebutan kartu Charge It.

Kartu Charge It bertujuan untuk memudahkan setiap nasabah dalam melakukan transaksi di berbagai toko yang juga telah bekerja sama dengan pihak bank (merchant). Ketika konsumen membayar ke pemilik toko dengan kartu Charge It, nantinya pihak toko akan menagihkan pembayaran ke pihak bank. Kemudian, pihak bank akan menagihkan kepada nasabahnya.

1. Era Kartu Dinners Club

Image via DinnersClub.ch

Perkembangan produk kartu kredit selanjutnya ditandai dengan munculnya kartu Diners Club yang diperkenalkan oleh Frank McNamara tahun 1949. Ide tentang kartu ini muncul ketika Frank McNamara secara tidak sengaja meninggalkan dompetnya di rumah ketika sedang menghadiri acara makan malam di sebuah restoran mewah.

Saat itu, Frank tidak mampu membayar tagihan makanan karena dia baru menyadari bahwa dompetnya tertinggal. Melalui peristiwa tersebut, Frank McNamara terinspirasi untuk membuat sebuah kartu yang dapat berfungsi sebagai alat pembayaran alternatif sebagai pengganti pembayaran secara tunai.

Tahun 1950, Frank McNamara memperkenalkan jenis kartu “charge card” yang bernama Diners Club. Jenis kartu charge memberikan fasilitas kepada konsumen untuk menunda pembayaran ketika melakukan transaksi di toko.

Perusahaan Diners Club akan membayar terlebih dahulu kepada pemilik toko dan menagihnya kepada pemilik kartu pada bulan berikutnya. Seluruh pengguna kartu Diners Club dapat berbelanja tanpa harus membawa uang tunai atau takut jika dompetnya tertinggal.

Hal ini menjadikan kartu Diners Club sebagai kartu dengan sistem penundaan pembayaran pertama yang diperuntukkan bagi konsumen. Kartu inilah yang menjadi titik awal kemunculan produk kartu kredit yang kita kenal saat ini.

Tahun 1951, kartu Diners Club semakin banyak digunakan oleh warga Amerika Serikat karena kemudahan dan kepraktisannya. Pada tahun yang sama, ditemukanlah bahan pembuatan kartu dengan bahan dasar plastik yang sebelumnya menggunakan kertas karton. Dengan menggunakan bahan dasar plastik, kartu menjadi terlihat lebih kuat dan tidak mudah rusak atau terlipat.

2. Era American Express

Image via American Express

Dalam perkembangannya, persaingan antara penyedia layanan kartu kredit semakin terasa. Salah satu perusahaan perbankan Amerika, American Express, juga menerbitkan kartu dengan sistem charge ketika penggunaan kartu Diners Club sedang mencapai puncaknya pada 1958.

Saat itu, American Express menerbitkan sebuah kartu kredit berwarna ungu yang khusus dipergunakan untuk kebutuhan wisata dan hiburan. Setahun kemudian, American Express menerbitkan produk kartu kredit yang bernama Amex.

Produk kartu kredit ini memiliki fungsi penggunaan yang semakin luas dengan sistem loop tertutup, yaitu penerbit memberi izin dan memegang semua aspek transaksi yang berhubungan langsung dengan nasabah dan pedagang.

3. Era Bank of America (Visa)

Image via Bank of America

Pada tahun yang sama, Bank of America juga mengeluarkan produk kartu kreditnya yang dikenal dengan nama Bank of Americard. Dalam waktu singkat, produk kartu kredit Bank of Americard berhasil mengadakan kerja sama dengan sekitar 200.000 toko dan menarik perhatian konsumen di Amerika Serikat.

Namun, dalam perkembangannya, pihak bank sempat mengalami kerugian akibat kepercayaan yang berlebihan terhadap nasabah sehingga banyak terjadi penipuan. Meskipun demikian, Bank of America berhasil bangkit dan kembali menerbitkan produk kartu kredit mereka yang terkenal hingga saat ini, Visa.

4. Era Mastercard

Image via plastiq.com

Sekitar tahun 1960-an, terjadi sebuah perluasan pemahaman dan edukasi secara besar-besaran mengenai pemanfaatan dan penggunaan kartu kredit sebagai alat transaksi. Hal ini memicu munculnya bank dan lembaga finansial baru sebagai penerbit kartu kredit pada 1966.

Bank-bank ini akhirnya bergabung dan membentuk sebuah asosiasi yang dikenal dengan Interbank Card Asociation (ICA). Saat itu, ICA memperkenalkan produk kartu kredit mereka yang bernama Master Charge atau yang saat ini kita kenal dengan Mastercard.

Pada 1970-an, pemerintah Amerika Serikat menetapkan serangkaian regulasi yang berisi kebijakan terhadap penggunaan produk kartu kredit. Berbagai peraturan semakin diperjelas dengan tujuan untuk meningkatkan pertumbuhan industri kartu kredit di dunia.

Sejak itu, penggunaan dan pemanfaatan kartu kredit tidak lagi hanya terbatas di negara Amerika Serikat saja, namun juga telah berkembang luas hingga mencapai negara-negara di Eropa, Timur Tengah, Asia, hingga Australia.

Sejarah Kartu Kredit di Indonesia

Penggunaan produk kartu kredit yang semakin meluas dan tuntutan akibat perkembangan teknologi dan informasi menjadi salah satu penyebab utama produk kartu kredit akhirnya dikenal di Indonesia. Bank Duta menjadi pelopor dan bank pertama yang menerbitkan dan memasarkan alat pembayaran kartu kredit di Indonesia pada tahun 1980-an melalui kerja sama dengan Visa dan Mastercard Internasional.

Saat itu, produk kartu kredit belum berlaku untuk umum dan hanya diperuntukkan bagi para nasabah Bank Duta, terutama para pengusaha atau pejabat yang ingin bepergian ke luar negeri. Mereka tidak lagi harus membawa uang banyak dan hanya dengan kartu kredit, transaksi dapat dilakukan secara cepat, aman, dan di mana saja.

Dalam perkembangannya, Bank Duta akhirnya menyerah dan tutup dikarenakan munculnya para pelaku perbankan baru yang bergerak dalam bidang produk kartu kredit, seperti BCA, Hongkong Bank, dan yang terbesar saat itu, Citibank.

Citibank memiliki fokus bisnis pada produk kartu kredit sehingga bisnisnya berkembang pesat, meraih banyak keuntungan, dan semakin dikenal di seluruh dunia. Saat itu, Citibank juga sangat disegani oleh banyak orang karena keunggulannya di berbagai aspek, seperti kelengkapan fasilitas, sumber daya yang berkualitas, dan manajemen perbankan yang sangat baik.

Namun, seiring berjalannya waktu, nama Citibank semakin meredup akibat beberapa kasus yang terjadi pada nasabahnya. Meskipun sekitar tahun 1980-an produk kartu kredit banyak diminati oleh masyarakat Indonesia, namun pada kenyataannya, seseorang yang memiliki kartu kredit harus melalui proses yang sangat rumit.

Nasabah harus memuhi berbagai persyaratan, seperti syarat jumlah nilai tabungan atau deposito, jabatan pekerjaan, hingga status sosial. Namun, pada Desember 1988, pemerintah Indonesia mengeluarkan sebuah kebijakan perbankan yang berdampak baik terhadap pertumbuhan bisnis kartu kredit di Indonesia.

Kebijakan ini turut memicu bank-bank di Indonesia untuk menerbitkan produk kartu kreditnya masing-masing. Dalam perjalanannya, bisnis kartu kredit di Indonesia tidak selalu berjalan mulus.  Indonesia sempat mengalami krisis ekonomi yang menyebabkan beberapa bank ditutup atau mengalami likuidasi.

Namun, seiring dengan perbaikan dan pembaruan regulasi dunia perbankan, kondisi perekonomian di kawasan Asia Tenggara semakin stabil mulai tahun 2010 hingga saat ini. Kartu kredit menjadi salah satu bisnis perbankan dengan prospek besar. Produk kartu kredit pun mulai mengambil alih fungsi uang kertas dan logam sebagai alat pembayaran yang jauh lebih praktis dan cepat.

Tertarik Memiliki Kartu Kredit?

Demikian sedikit sejarah mengenai kartu kredit di Indonesia dan dunia. Jika Anda belum memiliki kartu kredit, apakah Anda tertarik untuk membuatnya? Produk kartu kredit memang memberikan keleluasan dan kemudahan bagi penggunanya untuk bertransaksi hingga limit yang cukup tinggi.

Namun, hal ini harus diiringi dengan kemampuan pengelolaan keuangan yang baik dan cermat. Anda pasti tidak ingin jika tiba-tiba utang kartu kredit Anda menumpuk, bukan? Dengan demikian, bijaklah Anda dalam menggunakan kartu kredit.

Like us!
Rizki Abadi

Contributor

300 Posts